Kamis, 14 November 2019

Tugas Praktek Jurnalistk


Opini Perolehan Mendali Cabor Panahan Hari Ke-dua

            Kulonprogo, Bantul dan Sleman masing-masing  menyabet 2 medali emas  dari kategori berbeda dalam cabor panahan Pekan Olahraga Daerah (Porda) DIY XV-2019, yang digelar di lapangan Kopertis Wilayah V, Bumijo, Yogya.
            Sedangkan  tuan rumah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Gunungkidul  yang pada hari pertama, berhasil  merebut 1 medali emas, pada hari kedua kemarin  para pemanahnya gagal menambah  pengumpulan medali emas bagi daerahnya.  Kota Yogya hanya mendapatkan 3 perak dan 3 perunggu. Sedangkan  Gunungkidul memperoleh 2 perunggu.
            Sementara itu, tim panahan  Kulonprogo  hingga hari kedua  sukses menambah  2 emas, 2 perak dan 1 perunggu. Sedangkan pada hari pertama, Kulonprogo  juga berhasil  merebut 2 emas, 1 perak dan 1 perunggu.  Karenanya  perolehan medali  Kabupaten Kulonprogo jika di akumulasi  untuk hari pertama dan kedua  menjadi 4 emas, 3 perak dan 1 perunggu sekaligus masih memimpin  perolehan medali . Disusul  Bantul  2 emas, 2 perak dan 2 perunggu. Sleman  2 emas, 1 perak dan 2 perunggu. Kota Yogyakarta 1 emas, 4 perak dan 3 perunggu.  Selanjutnya Gunungkidul di posisi  terakhir dengan 1 emas, 2 perunggu.
            Dua medali emas tambahan  pada hari kedua pertandingan cabor panahan yang direbut Kulonprogo, sehingga menempatkan mereka di puncak klasemen perolehan  medali  adalah dari nomor beregu kategori compound  beregu putri  yang disumbangkan tiga pemanahnya Dhiya Syafitri, Hilmi Yumnaa Haliza dan Sania Zahra Jasmine.  Satu medali emas lagi tim panah Kulonprogo  juga diraih dari nomor beregu yaitu Devisi  beregu recurve putri lewat 3 pemanah Ika Septi Kurniawati, Nourmal yta  Khoirunnisa  dan Rizky Amelia Wiyanto. 
            Pertandingan cabor panahan tahun ini mempertandingkan 3 kategori, setiap kategori dipertandingkan selama 2 hari. Oleh karena itu, masih banyak kemungkinan yang bisa terjadi dalam perebutan juara umum pada cabang olahraga panahan ini. Bantul dan Sleman mempunyai atlet yang berbakat pad kategori-kategori selanjutnya. Saya rasa Kulonprogo akan tersalip di ke empat, dan tidak menutup kemungkinan juga tim tuan rumah Kota Yogya juga akan menunjukan tajinya di hari berikutnya.



Berita pembukaan PORDA DIY XV-2019 di Mandala Krida

            Pekan Olahraga Daerah (Porda) DIY resmi dibuka di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta. Pembukaan secara resmi dilakukan oleh Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X ditandai dengan menyalakan obor sebagai dimulainya event bergengsi ini.
            Prosesi estafet obor ini menjadi satu konsep baru dalam sejarah pelaksanaan Porda di DIY. Pembukaan tersebut diikuti defile kontingen para peserta Porda DIY dari seluruh kabupaten dan kota se DIY. Mereka bergantian berjalan mengelilingi stadion sembari mengibarkan bendera dan membawa atribut, serta antusias melambaikan tangan kepada jutaan penonton yang dibalas sambutan meriah.
            Dalam pembukaan porda taun ini, masyarakat bisa hadir langsung dan menyaksikan semarak hiburan. Pesta kembang api meriah akan menutup pesta dengan hiburan utama tarian kolosal yang melibatkan 288 penari. “Tarian nanti menggambarkan perpaduan 38 cabang olahraga yang dipertandingkan. Total dibawakan 288 penari. Di akhir acara ada pesta kembang api yang sudah dirancang sedemikian rupa. Masyarakat boleh hadir langsung ke Mandala Krida, gratis,” tandas dia.
            Paku Alam X menyampaikan bahwa keberhasilan pembinaan atlet olahraga dapat dilihat dari prestasi yang dicapai pada suatu kejuaraan. "Ujung tombak pembinaan atlet akan bertumbuh pada aktivitas perkumpulan atau klub yang ada, serta pembinaan dari pembinaan stakeholder terkait," kata Paku Alam X dalam sambutannya mewakili Gubernur DIY. 
            Melalui kegiatan yang terprogram dengan baik maka dapat dihasilkan atlet yang berprestasi baik di tingkat daerah bahkan internasional. "Kita harus melihat bahwa saat ini kompetisi olahraga baik di tingkat nasional maupun internasional semakin ketat dan keras. Hanya dengan keuletan dan kerja keraslah dapat kita wujudkan seperti ajang pekan olahraga ke-15 dan Paperda II 2019 ini dapat menjadi ajang puncak prestasi bagi para atlet," ujarnya.



Feature Biografi Bu Ginanjar Nugraheningsih Dosen ILKOR

            Bu Ginanjar sapaan yang sering diberikan oleh mahasiswa jurusan ilmu keolahragaan atau yang sering disebut ILKOR. Beliau mantan atlet silat yang sangat berbakat, beberapa kali sempat menyabet mendali emas, dan juga sudah sangat sering menjadi wakil daerahnya untuk brlaga di level Nasional. Sempat mengajar di salah satu universitas di jawa barat, beliau akhirnya kembali kekota kelahiran yaitu di Jogjakarta. Di Jogjapun beliau langsung mendaftarkan diri sebagai dosen Ilmu Keolahragaan di Universitas Mercu Buana Yogyakarta an akhirnya diterima. Sebelum itu beliau juga sudah memukausaha kecil-kecian dibidang catering.
            Karena kecintaanya kepada olahraga beliau rela bolak balik dari unievritas ke kampus Mercu Buana atau yang dalam bahasa jawa disebut “nglaju”. Beliau menguasai berbaai bidang olahraga salah satuya di bidang senam, demi memberkan pelajaran terbaik untuk mahasiswanya beliau rela mengorbankan waktu dan pikiranya untuk lebih dalam mempelajari senam, khususnya senam aerobik.
            Mengajar atau membagikan ilmu yang dimiliki menjadi motto beliau ketika menjadi dosen, setiap pertemuan beliau selalu memberikan yang terbaik atau dengan kata lain totalitas, tak memandang siapa yang diajar ataupun berapa yang diajar. Bagi ibu Ginanjar (panggilan yang sering kami sapa) mengajar satu ataupun limapuluh orang sama saja, ia akan tetap akan memberikan yang terbaik yang bisa ia berikan, selain melaksanakan tanggung jawab sebagai Dosen, mengajar dengan maksimal akan mendapat bonus pahala yang berkelimpahan dan juga kepuasan batin tentunya.
            Sayangnya pada tahun ini beliau tidak bisa mengajar sampai selesai, ia harus mengambil cuti selama tiga bulan dikarekanan sedang mengandung. Tetapi beliau masih sering memantau lewat aplikasi whatsapp tentang bagaimana kesulitan-kesulitan yang dialami mahasiswa pada makul yang diampunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar