Opini Perolehan Mendali Cabor Panahan Hari
Ke-dua
Kulonprogo, Bantul dan Sleman
masing-masing menyabet 2 medali emas dari kategori berbeda dalam
cabor panahan Pekan Olahraga Daerah (Porda) DIY XV-2019, yang digelar di
lapangan Kopertis Wilayah V, Bumijo, Yogya.
Sedangkan tuan rumah Kota
Yogyakarta dan Kabupaten Gunungkidul yang pada hari pertama,
berhasil merebut 1 medali emas, pada hari kedua kemarin para
pemanahnya gagal menambah pengumpulan medali emas bagi daerahnya.
Kota Yogya hanya mendapatkan 3 perak dan 3 perunggu. Sedangkan
Gunungkidul memperoleh 2 perunggu.
Sementara itu, tim panahan
Kulonprogo hingga hari kedua sukses menambah 2 emas, 2 perak
dan 1 perunggu. Sedangkan pada hari pertama, Kulonprogo juga
berhasil merebut 2 emas, 1 perak dan 1 perunggu. Karenanya
perolehan medali Kabupaten Kulonprogo jika di akumulasi untuk hari
pertama dan kedua menjadi 4 emas, 3 perak dan 1 perunggu sekaligus masih
memimpin perolehan medali . Disusul Bantul 2 emas, 2 perak
dan 2 perunggu. Sleman 2 emas, 1 perak dan 2 perunggu. Kota Yogyakarta 1
emas, 4 perak dan 3 perunggu. Selanjutnya Gunungkidul di posisi
terakhir dengan 1 emas, 2 perunggu.
Dua medali emas tambahan pada
hari kedua pertandingan cabor panahan yang direbut Kulonprogo, sehingga
menempatkan mereka di puncak klasemen perolehan medali adalah dari
nomor beregu kategori compound beregu putri yang disumbangkan tiga
pemanahnya Dhiya Syafitri, Hilmi Yumnaa Haliza dan Sania Zahra Jasmine.
Satu medali emas lagi tim panah Kulonprogo juga diraih dari nomor beregu
yaitu Devisi beregu recurve putri lewat 3 pemanah Ika Septi Kurniawati,
Nourmal yta Khoirunnisa dan Rizky Amelia Wiyanto.
Pertandingan cabor panahan tahun ini
mempertandingkan 3 kategori, setiap kategori dipertandingkan selama 2 hari.
Oleh karena itu, masih banyak kemungkinan yang bisa terjadi dalam perebutan
juara umum pada cabang olahraga panahan ini. Bantul dan Sleman mempunyai atlet
yang berbakat pad kategori-kategori selanjutnya. Saya rasa Kulonprogo akan
tersalip di ke empat, dan tidak menutup kemungkinan juga tim tuan rumah Kota
Yogya juga akan menunjukan tajinya di hari berikutnya.
Berita pembukaan PORDA DIY XV-2019 di
Mandala Krida
Pekan Olahraga Daerah (Porda) DIY
resmi dibuka di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta. Pembukaan secara resmi
dilakukan oleh Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X ditandai dengan menyalakan
obor sebagai dimulainya event bergengsi ini.
Prosesi estafet obor ini menjadi
satu konsep baru dalam sejarah pelaksanaan Porda di DIY. Pembukaan tersebut
diikuti defile kontingen para peserta Porda DIY dari seluruh kabupaten dan kota
se DIY. Mereka bergantian berjalan mengelilingi stadion sembari mengibarkan
bendera dan membawa atribut, serta antusias melambaikan tangan kepada jutaan
penonton yang dibalas sambutan meriah.
Dalam pembukaan porda taun ini, masyarakat bisa hadir
langsung dan menyaksikan semarak hiburan. Pesta kembang api meriah akan menutup
pesta dengan hiburan utama tarian kolosal yang melibatkan 288 penari. “Tarian
nanti menggambarkan perpaduan 38 cabang olahraga yang dipertandingkan. Total
dibawakan 288 penari. Di akhir acara ada pesta kembang api yang sudah dirancang
sedemikian rupa. Masyarakat boleh hadir langsung ke Mandala Krida, gratis,”
tandas dia.
Paku Alam X menyampaikan bahwa
keberhasilan pembinaan atlet olahraga dapat dilihat dari prestasi yang dicapai
pada suatu kejuaraan. "Ujung tombak pembinaan atlet akan bertumbuh pada
aktivitas perkumpulan atau klub yang ada, serta pembinaan dari pembinaan
stakeholder terkait," kata Paku Alam X dalam sambutannya mewakili Gubernur
DIY.
Melalui kegiatan yang terprogram
dengan baik maka dapat dihasilkan atlet yang berprestasi baik di tingkat daerah
bahkan internasional. "Kita harus melihat bahwa saat ini kompetisi
olahraga baik di tingkat nasional maupun internasional semakin ketat dan keras.
Hanya dengan keuletan dan kerja keraslah dapat kita wujudkan seperti ajang
pekan olahraga ke-15 dan Paperda II 2019 ini dapat menjadi ajang puncak
prestasi bagi para atlet," ujarnya.
Feature Biografi Bu Ginanjar Nugraheningsih Dosen ILKOR
Bu Ginanjar sapaan yang sering
diberikan oleh mahasiswa jurusan ilmu keolahragaan atau yang sering disebut
ILKOR. Beliau mantan atlet silat yang sangat berbakat, beberapa kali sempat
menyabet mendali emas, dan juga sudah sangat sering menjadi wakil daerahnya
untuk brlaga di level Nasional. Sempat mengajar di salah satu universitas di
jawa barat, beliau akhirnya kembali kekota kelahiran yaitu di Jogjakarta. Di
Jogjapun beliau langsung mendaftarkan diri sebagai dosen Ilmu Keolahragaan di
Universitas Mercu Buana Yogyakarta an akhirnya diterima. Sebelum itu beliau
juga sudah memukausaha kecil-kecian dibidang catering.
Karena kecintaanya kepada olahraga
beliau rela bolak balik dari unievritas ke kampus Mercu Buana atau yang dalam
bahasa jawa disebut “nglaju”. Beliau menguasai berbaai bidang olahraga salah
satuya di bidang senam, demi memberkan pelajaran terbaik untuk mahasiswanya
beliau rela mengorbankan waktu dan pikiranya untuk lebih dalam mempelajari
senam, khususnya senam aerobik.
Mengajar atau membagikan ilmu yang
dimiliki menjadi motto beliau ketika menjadi dosen, setiap pertemuan beliau
selalu memberikan yang terbaik atau dengan kata lain totalitas, tak memandang
siapa yang diajar ataupun berapa yang diajar. Bagi ibu Ginanjar (panggilan yang
sering kami sapa) mengajar satu ataupun limapuluh orang sama saja, ia akan
tetap akan memberikan yang terbaik yang bisa ia berikan, selain melaksanakan
tanggung jawab sebagai Dosen, mengajar dengan maksimal akan mendapat bonus
pahala yang berkelimpahan dan juga kepuasan batin tentunya.
Sayangnya pada tahun ini beliau
tidak bisa mengajar sampai selesai, ia harus mengambil cuti selama tiga bulan
dikarekanan sedang mengandung. Tetapi beliau masih sering memantau lewat
aplikasi whatsapp tentang bagaimana kesulitan-kesulitan yang dialami mahasiswa
pada makul yang diampunya.